Selasa, 02 Juli 2019

hasil test

Kejadian sebelumnya:
- pemeriksaan umum ke dokter, disimpulkan sehat dan diarahkan untuk cek darah lengkap, sekedar untuk memastikan aja bahwa si anak nggak membawa penyakit apa-apa.

Kita sudah menikah beberapa tahun tanpa memiliki anak. Singkat cerita, baru-baru ini kami diberkati dengan hadirnya seorang bayi perempuan dalam keluarga kami. Kami yang tadinya berdua, sekarang bertiga. Bayi ini hadir lewat orang lain, dan kami menerimanya sebagai anak kami.

Tanpa mengetahui dengan pasti riwayat kesehatan sebelumnya, kami melakukan pemeriksaan ke dokter dan pulang dengan bekal rujukan untuk tes darah. Hari itu 22 Juni 2019.

Tes darah keluar dan sebagian besar hasilnya baik kecuali untuk dua tes: limfosit yang tinggi dan hasil rapid test HIV yang reaktif.

Kami, yang nggak tau banyak soal HIV, tiba-tiba menerima informasi ini seperti bingung sekali. Kita berdua cari-cari informasi sebanyak banyaknya pada hari itu, semuanya browsing. Aku sempat menelepon ke Jaringan Indonesia Positif dan mendapat saran supaya mengunjungi rumah sakit yang memiliki program khusus HIV. Pilihannya disebutkan ada di RS Carolus, RSPAD Gatot Subroto, RS Dharmais. Awalnya sebelum menelepon aku sudah punya inisiatif mau periksa ke dokter anak di RS Cinere. Tapi kemudian dijelaskan supaya lebih baik langsung saja ke rumah sakit yang punya program HIV.

Dari situ langsung telepon ke RS Dharmais memastikan jam kerja klinik khusus itu. Dari kantor hari itu juga aku putuskan untuk cuti setengah hari supaya sempat periksa ke klinik. singkat cerita bertemu dokter Prof. Samsuridjal Djauzi dan dia menyarankan agar si anak ditest Viral Load. Hari itu 2 Juli 2019, hasil test diperkirakan akan keluar 2 minggu lagi.

Sekarang kami menunggu hasil test. Semoga hasilnya negatif. Tapi kalaupun positif dia tetap anak kami. Saat ini aku pikir tidak perlu lagi menelusuri latar belakangnya kesehatannya, sepertinya nggak pengaruh juga. Yang lebih penting itu mempersiapkan segala sesuatunya jika hasil testnya keluar positif. Apakah perlu cari dokter anak yang biasa menangani HIV? Gimana nanti dampak sosialnya? Kapan dan bagaimana mau buka status ke keluarga dan lingkungan?

Kalau ke hubungan internal kami bertiga sih aku nggak kuatir. Kalopun positif, asal nggak transfusi darah ngga bakal ketularan.